Kamis, 12 April 2012

Kesalahan Berlogika = Kesalahan Berbangsa

"Rektor Mantu..."
Kalimat di atas "lazim" diucapkan ketika Si A yang kebetulan rektor suatu universitas menyelenggarakan perkawinan anaknya. Sepertinya remeh, tapi KESALAHAN LOGIKA itu kemudian mendarah-daging dan mengurat-mengakar menyebabkan kacaunya sistem berpikir dan sistem berperilaku masyarakat.
Link berikut ini list 160 sesat berlogika semacam itu yang lazim kita amini, yang saya ambil dari blog http://ffugm.wordpress.com. Semoga bermanfaat.

Kesalahan berlogika itu antara lain: (maaf saya copy paste dari blog asal, belum saya edit formattingnya).

1.Category Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat salah menerapkan kategori
Contoh:
Banyak sarjana beranggapan bahwa Dra adalah gelar sarjana untuk wanita.
Padahal, gelar dibuat tidak berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasar jenis ilmu pengetahuan. Misalnya, Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH),dll.
2.Unreality Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak sesuai dengan kenyataan
Contoh:
Ada yang berpendapat, kalau semua orang golput, maka Indonesia tidak akan memiliki wakil rakyat atau presiden.
Kenyataannya, di dunia ini tidak ada negara yang angka golputnya mencapai 100 persen.
3.Usage Logic Error:
Kesalahan penggunaan sesuatu (gelar sarjana) yang tidak pada tempatnya.
Contoh:
Banyak undangan pernikahan yang mencantumkan gelar sarjana calon pengantinnya. Padahal gelar sarjana harus digunakan untuk kegiatan yang ada hubungannya dengan kegiatan ilmiah atau profesi. Pernikahan bukanlah kegiatan ilmiah maupun profesi.
4.Degree Logic Error:
Kesalahan berlogika di dalam pemakaian gelar sarjana
Contoh:
Sesudah lulus S-1, lantas meneruskan ke jenjang S-2. Lantas, gelar S-1 dan S-2 nya dipakai semua. Padahal, gelar S-2 merupakan kelanjutan dari S-1. Seharusnya, S-2 saja yang dipakai. Ibaratnya di militer, kalau dari Letkol ya Kol (Kol-nya saja yang dipakai) dan bukan LetkolKol.
5.Knowledge Logic Error
Kasalahan berlogika karena hal yang dibicarakan belum diketahuinya.
Contoh:
Seorang sarjana mengatakan, untuk apa belajar logika, toh semua orang bisa berlogika. Yang benar, logika dan ilmu logika itu berbeda. Logika, semua orang bisa. Tetapi, ilmu logika adalah sebuah ilmu yang harus dipelajari.Tidak semua orang belajar ilmu logika. Tidak semua orang mengerti ilmu logika.
6.Language Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat ketidaktahuannya tentang ilmu bahasa.
Contoh:
Ketika BBM dinaikkan pertama kalinya, Aa Gym muncul di berbagai TV dalam iklan layanan masyarakat. Dia mengucapkan dua kalimat. Pertama, kenaikan BBM adalah sebuah keputusan pemerintah yang tidak bisa dihindarkan. Kedua, Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada manusia melebihi kemampuannya. Kedua kalimat itu diucapkan beruntun. Akibatnya, pemirsa punya kesan bahwa naiknya BBM merupakan cobaan dari Tuhan. Padahal, itu bukan cobaan dari Tuhan.
7.Alternative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena melihat sesuatu dari alternatif yang terbatas.
Contoh:
Ketika ada sarjana menjadi alumni 6 PTN/PTS, maka dia dinilai sebagai seorang generalis. Padahal alternatifnya cukup banyak. Antara lain:general-general,general-generalist,generalist-general,generalist-generalist,general-sepecial,special-general,special-special,special-specialist,specialist-special,specialist-specialist,dll. (Dibahas dalam artikel khusus “Matrik Logika”).
8.Behind Logic Error:
Kesalahan berlogika karena ada sesuatu yang belum diketahui.
Contoh:
Si A adalah seorang sarjana.Sejak diwisuda tidak pernah memakai gelar. Maka orang berkesimpulan bahwa Si A bukan sarjana. Padahal, dia sarjana.
9.Area Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah menepatkan wilayah pemikiran
Contoh:
Si A adalah seorang penulis artikel. Di koran-koran atau di blog sering menulis artikel tentang golput. Maka orang menganggap Si A adalah golput. Padahal, Si A menulis berdasarkan hal-hal yang menjadi perhatian masyarakat. Sedangkan Si A sendiri tidak golput.
10.Profession Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami profesi seseorang.
Contoh:
Si A adalah seorang kritikus. Hampir tiap hari menulis kritik di koran. Lantas ada orang mengatakan bahwa Si A itu bisanya cuma mengritik.Ya, di negara manapun yang namanya kritikus tugasnya ya mengritik. Yang namanya penyiar radio tugasnya ya bicara saja. Yang namanya ustadz kerjanya ya berceramah saja.
11.Maximum logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak ditentukan jumlah maksimalnya.
Contoh:
Berapa maksimal provinsi,kabupaten dan kota dalam proses pemekaran wilayah? Berapa jumlah maksimal mobil yang dibolehkan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya? Berapa jumlah maksimal parpol dan capres yang dibolehkan? Kalau tidak ada batasnya, maka suatu saat bisa menimbulkan kekacauan atau masalah yang krusial.
12.Ability Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri
Contoh:
Pemerintah akan menambah PNS baru sebanyak 300.000 orang. Padahal, untuk membayar gaji PNS (yang sudah dinaikkan), pemerintah utang ke Jepang. Menggaji PNS yang ada saja tidak mampu, kok akan menambah 300.000 PNS baru.
13.Written Logic Error:
Kesalahan berloka hanya berdasarkan pada tulisan
Contoh:
Ketika Si A menulis surat pembaca berjudul :”SBY Sang Demokrat Sejati”, maka orang mengira penulis tersebut pendukung SBY. Lain kali, Si A menulis surat pembaca berjudul “Akhirnya SBY Ingkar Janji”, orang menilai Si A anti-SBY,pro-Mega atau berasal dari partai gurem. Padahal Si A adalah penulis independen.
14.Because Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak melihat penyebabnya.
Contoh:
Si A adalah anggota sebuah milis. Tiba-tiba dia menerima e-mail yang isinya mendeskreditkan atau mencaci maki . Si A pun membalas. Anehnya, moderator milis justru mengeluarkan Si A dari keanggautaan milis. Sedangkan Si-B yang merupakan penyebabnya tidak dikenakan sanksi apa-apa.
15.Confused Logic Error:
Kesalahan berlogika karena ada keputusan berbeda untuk kasus yang sama
Contoh:
Undang-undang pemilu mengatakan bahwa memilih adalah hak (bukan wajib). Tetapi Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa memilih itu hukumnya wajib. Hal ini membingungkan umat. Mengacaukan logika umat.
16.End Logic Error:
Kesalahan berlogika karena hanya mengatakan hasil akhirnya saja.
Contoh:
Sebuah partai politik meng-klaim bahwa harga BBM turun tiga kali (75%). Padahal, sebelumnya telah dinaikkan tiga kali (naik 333.33%). Jadi, status sebenarnya masih naik 333,33%-75% = 258,33%. Namun yang digembar-gemborkan cuma yang turun tiga kali.
17.Law Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mengetahui atau tidak memiliki dasar/fakta hukumnya.
Contoh:
Ketika mahkamah internasional memutuskan bahwa Pulau Sipadan dan Ligitan adalah milik Malaysia, maka ada yang berpendapat bahwa sebenarnya kedua pulau tersebut milik Indonesia. Memang, menurut sejarahnya, pulau-pulau tersebut bagian dari wilayah Kerajaan Bulungan, Kalimantan Timur. Masalahnya, Indonesia tidak memiliki bukti-bukti atau fakta-fakta hukumnya.
18:Dislike Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap semua pendapat orang yang tidak disukainya adalah salah.
Contoh:
Si A tidak suka dengan Si B. Apapun yang ditulis atau dikatakan Si-B adalah merupakan tulisan atau ucapan yang salah.
19.Like Logic Error atau Leader Logic Error:
Kesalahan berlogika karena seseorang menyukai seseorang sehingga semua pendapatnya dianggap benar.
Contoh:
Para peserta pengajian atau murid pondok pesantren atau umat Islam berpendapat bahwa semua ucapan ustadz,ulama atau guru agamanya adalah benar. Benar 100 persen. Tidak mungkin salah. Padahal, seorang ustadz,ulama atau guru agama adalah manusia biasa yang ucapannya bisa saja salah.
20.Small Logic Error:
Kesalahan berlogika di mana mengerjakan yang kecil saja tidak mampu, kok akan mengerjakan yang besar
Contoh:
Banyak capres yang punya visi akan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Padahal, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Jakarta saja tidak mampu. Apalagi se-Indonesia.
21.System Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak memahami arti sebuah sistem
Contoh:
Ada yang mengatakan “Walaupun sistemnya baik, kalau manusianya tidak baik, maka hasilnyapun tidak baik”.Ini logika yang salah. Sebab, manusia merupakan bagian (subsystem) dari sebuah sistem. Artinya, sistem yang baik, termasuk juga faktor manusia yang baik. Sistem yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan sistem yang buruk akan menghasilkan hasil yang buruk.
22.Definition Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak memahami definisinya.
Contoh:
Ada yang berpendapat bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak efektif untuk mengurangi angka kemiskinan.Ini logika yang salah. Sebab, BLT bukan program pengentasan kemiskinan, melainkan merupakan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang sifatnya hanya sementara saja.
23.Setting Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak konsekuen dengan setting yang dipakai
Contoh:
Banyak pengelola milis mengatakan bahwa milisnya khusus untuk tujuan tertentu. Misalnya, milis musik, hanya menerima e-mail yang berhubungan dengan musik. Namun, moderator menggunakan setting “unmoderated”. Akibatnya, bermacam-macam email (iklan,dll) masuk ke milis tersebut. Milis yang bersifat khusus seharusnya menggunakan setting “moderated” (ada sensor terhadap jenis e-mail yang akan dipublikasikan).
24.God Logic Error:
Kesalahan berlogika karena beranggapan kalau sudah mengatasnamakan Tuhan, tentu tidak bisa disalahkan
Contoh:
Umat Islam sering berjanji dengan mengatakan “Insya Allah”. Kemudian ternyata dia ingkar dan tidak meminta maaf. Seolah-olah ingkar janji dengan mengatasnamakan Tuhan merupakan perbuatan yang tidak salah. Padahal, orang yang ingkar janji mempunyai tiga kewajiban. Pertama, melakukan konfirmasi atau pemberitahuan bahwa dia terpaksa tidak bisa menepati janji. Kedua, harus ada alasan yang kuat. Ketiga, tidak mengulangi kesalahannya lagi.
25.Irrasional Logic Error
Kasalahan berlogika karena punya anggapan yang salah
Contoh:
Ketika dukun cilik Ponari tidak praktek, maka para pasiennya berbuat tidak rasional. Antara lain, mencelupkan kartu nomor urut ke air di dalam gelas, kemudian meminumnya. Sebagian lagi mengambil air buangan dari kamar mandi Ponari. Air di saluran yang kotor itu diendapkan di gelas atau botol air mineral, kemudian diminumnya. Mereka beranggapan semua air di rumah Ponari bisa menyembuhkan penyakit.
26.Breakdown Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak mampu menjabarkan tujuan.
Contoh:
Semua gubernur/bupati/walikota berkeinginan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di daerahnya masing-masing. Tetapi, tidak tahu bagaimana menjabarkan tujuan itu secara rinci.
27.Nihil Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak menyadari kalau yang dilakukan tidak ada hasilnya
Contoh:
Ketika Israel menyerang Palestina, maka ada gerakan yang mengajak boikot produk Amerika. Ini merupakan gerakan moral-politik yang positif. Tetapi, hasilnya nihil. Sebab, Amerika tetap tidak akan mengubah keputusan-keputusan politiknya.
28.Objective Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah mengartikan tujuan
Contoh:
Banyak orang beranggapan bahwa tujuan kuliah adalah mencari gelar sarjana. Padahal, tujuan kuliah sesungguhnya yaitu mencari,menuntut dan memperdalam ilmu pengetahuan.
29.Ineffective Logic Error:
Kesalahan berlogika karena melakukan pekerjaan yang hasilnya tidak efektif
Contoh:
Si A adalah seorang pemborong. Dia membangunan trotoar. Lucunya, di pinggir/tepi trotoar lubangnya kecil dan jarak antarlubang cukup jauh. Akibatnya, setiap hujan tiba, maka airpun menggenang di jalan tersebut.
30.Unsignificant Logic Error:
Kesalahan berlogika karena sebuah hasil yang tidak signifikan
Contoh:
Sebuah iklan politik di TV mengatakan, pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan. Padahal, dengan APBN lebih dari Rp 1.000 triliun, angka kemiskinan cuma turun kurang dari 1 persen. Sebuah hasil yang tidak signifikan..
31.Deficit logic Error:
Kesalahan berlogika karena selalu menggunakan anggaran defisit
Contoh:
Sebenarnya APBN/APBD yang selalu menggunakan anggaran defisit merupakan anggaran yang salah. Sebab, sudah pasti defisit akan ditutup dengan utang. Dengan demikian, anggaran defisit selalu menciptakan utang. Sedangkan penerimaan di sektor lain-lain tidak pernah mampu melunasi utang tersebut.
32.Geography Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak menyesuaikan dengan kondisi geografi
Contoh:
Si A membangun rumah dengan konstruksi tidak tahan gempa. Padahal, wilayahnya adalah daerah rawan gempa. Si B membangun stasiun kereta api di mana ketinggian tanahnya di bawah permukaan air laut. Si C membangun rumah di kawasan rawan banjir, padahal konstruksi rumahnya tidak antibanjir.
33.Perception Logic Error:
Kesalahan berloka karena salah persepsi
Contoh:
Ada sebuah warnet yang memasang papan iklan cukup banyak. Si A mengira tempat itu merupakan tempat pemesanan dan pembuatan papan reklame. Tentu saja persepsi Si A salah besar.
34. Speculative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena melakukan sesuatu hanya berdasarkan spekulasi
Contoh:
Pada pemilu tahun yang lalu Si A memilih caleg secara asal-asalan. Dia tidak kenal caleg dan tidak tahu bagaimana kualitasnya. Ternyata, setelah terpilih, caleg tersebut tidak aspiratif. Bahkan tersangkut peristiwa korupsi.
35.Alternative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena meniadakan alternatif lain.
Contoh:
MUI mengatakan memilih caleg/pemimpin hukumnya adalah wajib. Padahal, di semua negara Islam, wajib itu ada dua macam. Yaitu fardlu ain (tidak boleh diwakilkan,apabila ada caleg/capres berkualitas) dan fardlu kifayah (boleh diwakilkan, apabila tidak ada caleg/capres yang berkualitas).
36.Comparative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah menggunakan basis perbandingan
Contoh:
Ada yang mengatakan lulusan UI lebih berkualitas daripada lulusan UGM.Misalanya, Si A lulusan UI,matakuliah X mendapat nilai 90, sedangkan Si-B lulusan UGM di mana matakuliah X mendapat nilai 80. Orang menilai Si A lebih pandai daripada Si B. Padahal, materi kuliah Si A cuma 100 halaman, sedangkan materi kuliah Si B 300 halaman. Seharusnya, membandingkan sesuatu harus berdasarkan basis yang sama.
37.Similar Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap orang yang mirip mempunyai kelakuan yang sama
Contoh:
Si A pernah berbisnis dengan Si B dan tertipu hingga Rp 50 juta. Suatu saat, dia bertemu dengan Si C yang mengajak kerja sama bisnis. Kebetulan, wajah Si C mirip dengan Si B. Maka Si A tidak mau kerjasama dengan Si C karena beranggapan Si C pasti punya kelakuan yang sama dengan Si B.
38:Hurried Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tergesa-gesa mengambil kesimpulan
Contoh:
Si A beranggapan bahwa Hotel A sepi karena lokasinya tidak strategis, tanpa melakukan survei terlebih dulu. Padahal menurut survei, hotel tersebut sepi karena pelayanannya buruk.
39.Survei Logic Error:
Kesalahan berlogika karena hasil survei dianggap 100 persen benar
Contoh:
Hasil survei politik menunjukkan bahwa capres A adalah yang paling populer. Maka para pemilihpun terpengaruh. Diapun akhirnya memilih Si A. Padahal, kriteria capres berkualitas tidak cukup dari faktor popularitas saja, melainkan juga faktor kepemimpinan (leadership), prestasi yang pernah dilakukan, moralitas, dll.
40.Personal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena belum mengenal pribadi seseorang
Contoh:
Dalam kehidupan sering kita temukan orang menilai tanpa mengenal orang yang bersangkutan. Misalnya, Si A menilai Si B itu sombong, pelit, sok pintar, dll. Padahal, kenal saja belum.
41.Accounting Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mampu memperhitungkan dengan cermat
Contoh:
Si A berpendapat bahwa Warnet ABC untung besar karena pagi,siang,sore,malam selalau penuh. Padahal, pemasuka itu belum diperhitungkan dengan biaya kontrak ruko, gaji karyawan, listrik, perawatan dan pemeliharaan dan biaya kembali modal. Setelah dihitung dengan cermat, ternyata rugi.
42.Statement Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menyatakan sesuatu tidak berdasarkan kenyataan
Contoh:
Sebuah iklan parpol di televisi bahwa golput bukan pilihan yang cerdas. Padahal, cerdas tidaknya seseorang tidak ditentukan golput atau tidak golputnya seseorang. Mereka yang golput juga banyak yang cerdas. Sebaliknya, mereka yang tidak golput juga banyak yang tidak cerdas (SD saja tidak tamat).
43.Limit Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak pernah ditentukan sejauh mana batas pertanggungjawabannya.
Contoh:
Selama ini PT Lapindo dianggap bersalah dan wajib untuk membayar ganti untung kepada semua korban lumpur Lapindo. Dengan asumsi lumpur akan mengalir terus hingga 30 tahun mendatang dan jumlah korban akan bertambah terus, apakah PT Lapindo juga akan bertanggungjawab terus? Seharusnya, wilayah, ruang lingkup, batas pertanggung jawaban PT Lapindo harus diatur dengan jelas berdasarkan undang-undang.
44.Factor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memperhatikan faktor yang lain
Contoh:
Ketika harga BBM naik, maka tarif transportasi umum juga naik. Ketika harga BBM turun maka pemerintah memerintahkan tarif transportasi umum juga turun. Artinya, pemerintah hanya melihat naik turunnya tarif transportasi umum hanya dari harga BBM saja. Padahal ketika harga BBM naik, harga suku cadang, sembako dan setoran naik. Ketika harga BBM turun, harga suku cadangan, sembako dan setoran tidak turun
45.Different Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap yang berbeda itu salah
Contoh:
Si A adalah seorang muslimah yang mengenakan jilbab dan cadar penutup muka. Dia berpendapat bahwa muslimah yang tidak memakai cadar bukanlah seorang muslimah sejati.
46.Appeal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap sebuah imbauan bisa menyelesaikan masalah
Contoh:
Pemerintah mengimbau agar masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri supaya perusahan-perusahaan dalam negeri tidak merugi atau bangkrut. Padahal persoalannya tidak cukup di situ. Kalau produk dalam negeri berkualitas tinggi dengan harga lebih dibandingkan produk sejenis yang diimpor, otomatis masyarakat akan memilih produk dalam negeri.
47.Duty Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami tugas utama dari seseorang atas jabatannya
Contoh:
Setiap nabi tentu membawakan ajaran agamanya masing-masing. Misalnya, Nabi Muhammad SAW membawa ajaran agama Islam. Kalau ada yang mengatakan Mirza Ghulam Ahmad juga nabi, maka pertanyaannya adalah, agama apa yang diajarkan ke pada para pengikutnya? Kalau Islam, berarti dia bukan nabi.
48.Nonlogic Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menilai Tuhan dengan ukuran logika manusia
Contoh:
Si A berpendapat bahwa Tuhan tidak mungkin satu. Tuhan pasti banyak sebab urusan dunia akherat ini luar biasa banyak sehingga Tuhan tidak mungkin sendirian melakukannya.
49.Escape Logic Error:
Kesalahan berlogika karena loncatan pemikiran yang tidak sesuai dengan seharusnya
Contoh:
Si A adalah sarjana muda ekonomi, kemudian melanjutkan ke fakultas filsafat. Dua tahun kemudian lulus dengan menyandang gelar S-1 filsafat. Ini logika pendidikan yang salah. S-1 filsafat seharusnya dari semester satu di bidang ilmu yang sama. Begitu juga dari S-1 Hukum melanjutkan S-2 Manajemen, juga merupakan kesalah berlogika di bidang pendidikan.
50.Status Logic Error:
Kesalahan berlogika karena faktor gengsi
Contoh:
Si A berpendapat bahwa situs gratisan kurang bergengsi, oleh karena itu dia memakai situs bayar berdomain. Padahal, situs yang baik tidak ditentukan oleh gratis atau tidak gratisnya situs itu, melainkan ditentukan oleh banyaknya pengunjung atau ranking. Situs yang masuk dalam The Best Ten di Google adalah situs terbaik meskipun itu situs gratisan.
51.Accounting Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mampu memperhitungkan dengan cermat
Contoh:
Si A berpendapat bahwa Warnet ABC untung besar karena pagi,siang,sore,malam selalau penuh. Padahal, pemasuka itu belum diperhitungkan dengan biaya kontrak ruko, gaji karyawan, listrik, perawatan dan pemeliharaan dan biaya kembali modal. Setelah dihitung dengan cermat, ternyata rugi.
52.Statement Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menyatakan sesuatu tidak berdasarkan kenyataan
Contoh:
Sebuah iklan parpol di televisi bahwa golput bukan pilihan yang cerdas. Padahal, cerdas tidaknya seseorang tidak ditentukan golput atau tidak golputnya seseorang. Mereka yang golput juga banyak yang cerdas. Sebaliknya, mereka yang tidak golput juga banyak yang tidak cerdas (SD saja tidak tamat).
53.Limit Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak pernah ditentukan sejauh mana batas pertanggungjawabannya.
Contoh:
Selama ini PT Lapindo dianggap bersalah dan wajib untuk membayar ganti untung kepada semua korban lumpur Lapindo. Dengan asumsi lumpur akan mengalir terus hingga 30 tahun mendatang dan jumlah korban akan bertambah terus, apakah PT Lapindo juga akan bertanggungjawab terus? Seharusnya, wilayah, ruang lingkup, batas pertanggung jawaban PT Lapindo harus diatur dengan jelas berdasarkan undang-undang.
54.Factor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memperhatikan faktor yang lain
Contoh:
Ketika harga BBM naik, maka tarif transportasi umum juga naik. Ketika harga BBM turun maka pemerintah memerintahkan tarif transportasi umum juga turun. Artinya, pemerintah hanya melihat naik turunnya tarif transportasi umum hanya dari harga BBM saja. Padahal ketika harga BBM naik, harga suku cadang, sembako dan setoran naik. Ketika harga BBM turun, harga suku cadangan, sembako dan setoran tidak turun
55.Different Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap yang berbeda itu salah
Contoh:
Si A adalah seorang muslimah yang mengenakan jilbab dan cadar penutup muka. Dia berpendapat bahwa muslimah yang tidak memakai cadar bukanlah seorang muslimah sejati.
56.Appeal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap sebuah imbauan bisa menyelesaikan masalah
Contoh:
Pemerintah mengimbau agar masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri supaya perusahan-perusahaan dalam negeri tidak merugi atau bangkrut. Padahal persoalannya tidak cukup di situ. Kalau produk dalam negeri berkualitas tinggi dengan harga lebih dibandingkan produk sejenis yang diimpor, otomatis masyarakat akan memilih produk dalam negeri.
57.Duty Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami tugas utama dari seseorang atas jabatannya
Contoh:
Setiap nabi tentu membawakan ajaran agamanya masing-masing. Misalnya, Nabi Muhammad SAW membawa ajaran agama Islam. Kalau ada yang mengatakan Mirza Ghulam Ahmad juga nabi, maka pertanyaannya adalah, agama apa yang diajarkan ke pada para pengikutnya? Kalau Islam, berarti dia bukan nabi.
58.Nonlogic Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menilai Tuhan dengan ukuran logika manusia
Contoh:
Si A berpendapat bahwa Tuhan tidak mungkin satu. Tuhan pasti banyak sebab urusan dunia akherat ini luar biasa banyak sehingga Tuhan tidak mungkin sendirian melakukannya.
59.Escape Logic Error:
Kesalahan berlogika karena loncatan pemikiran yang tidak sesuai dengan seharusnya
Contoh:
Si A adalah sarjana muda ekonomi, kemudian melanjutkan ke fakultas filsafat. Dua tahun kemudian lulus dengan menyandang gelar S-1 filsafat. Ini logika pendidikan yang salah. S-1 filsafat seharusnya dari semester satu di bidang ilmu yang sama. Begitu juga dari S-1 Hukum melanjutkan S-2 Manajemen, juga merupakan kesalah berlogika di bidang pendidikan.
60.Status Logic Error:
Kesalahan berlogika karena faktor gengsi
Contoh:
Si A berpendapat bahwa situs gratisan kurang bergengsi, oleh karena itu dia memakai situs bayar berdomain. Padahal, situs yang baik tidak ditentukan oleh gratis atau tidak gratisnya situs itu, melainkan ditentukan oleh banyaknya pengunjung atau ranking. Situs yang masuk dalam The Best Ten di Google adalah situs terbaik meskipun itu situs gratisan.
61.Deficit Logic Error:
Kesalahan berlogika karena selalu menggunakan anggaran defisit
Contoh:
APBN/APBD yang menggunakan anggaran defisit, akan terjerat utang hingga puluhan/ratusan tahun. Yang benar, APBN/APBD harus disusun berdasarkan kemampuan penerimaan betapapun kecilnya penerimaan itu. Oleh karena itu, untuk memperbesar penerimaan tidak dengan cara utang tetapi dengan cara mencari sendiri. Antara lain, BUMN/BUMD harus dikelola secara profesional. Sember daya alam juga harus dikelola sendiri secara optimal
62.Purpose Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mengerti maksud lawan bicaranya
Contoh:
Si A mengusulkan agar di dekat Praktek dukun Ponari dibuka puskesmas gratis. Siang hari sepulang sekolah, membuka praktek. Tujuannya, mengajak masyarakat untuk berobat secara rasional. Namun Si B berpendapat bahwa, masalah orang berobat ke dukun hanyalah karena sugesti saja. Lama-lama akan hilang sendiri. Argumentasi si B tidak realistis karena sudah ratusan tahun sebagian masyarakat kita masih suka ke dukun. Oleh sebab itu puskesmas gratis harus melakukan persuasi kepada orang-orang yang berpikir tidak rasional itu. Jadi, sikapnya proaktif.
63.Owner Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak tahu status kepemilikan sesuatu
Contoh:
Si A membuat situs tidak resmi sebagai kenang-kenangan dia selama sekolah di SMA “X”. Untuk menutup biaya online, maka dia menerima pemasangan iklan di situsnya. Si B mengritik, situs itu sebaiknya tidak memuat iklan. Tentu saja si B ini tidak memahami kalau situs tersebut adalah situs yang dibiayai pribadi. Kalau si A membawa nama SMAN “X” ya tidak bisa disalahkan karena dia memang alumni SMAN tersebut. Situs tersebut adalah situs untuk alumni, tetapi bukan milik alumni.
64.Confused Logic Error:
Kesalahan berlogika karena bingung, kurang jelas atau tidak mengerti
Contoh:
Si A ikut pemilu. Di TPS dia bingung melihat kertas suara yang ukurannya terlalu besar, banyak partai dan banyak nama caleg DPR maupun DPD. Karena bingung, akhirnya dia asal pilih yang berakibat salah pilih.
65.Heritage Logic Error
Kasalahan berlogika karena mengira saudaranya pasti juga mengerti
Contoh:
Si A adalah seorang notaris. Dia punya adik bernama Si B dan tinggal serumah. Si C datang mencari Si A dan tidak bertemu. Dia hanya bertemu dengan Si B. Lantas Si C tanya hal-hal yang seharusnya ditanyakan ke Si A. Dia punya logika yang salah, kalau kakaknya notaris, masak adiknya tidak mengerti soal-soal yang berhubungan dengan tugas notaris
66.Popular Logic Error:
Kesalahan berlogika karena beranggapan orang yang populer itu orang yang mampu
Contoh:
Beberapa lembaga survei politik mengumumkan hasil survei bahwa capres Si “A” adalah yang paling populer. Lantas, calon pemilih beranggapan bahwa Si “A” pasti mampu mengelola bangsa dan negara. Padahal, ukuran mampu atau tidak, tidak terletak kepada populer atau tidak populernya seseorang, tetapi terletak pada prestasi-prestasi yang pernah dimiliki capres tersebut.
67.Accurate Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak teliti membaca sebuah kalimat.
Contoh:
Si A pernah menulis di koran. Dia mengusulkan agar tujuh kata perlu dituliskan di belakang kata “Ketuhanan yang Mahasa Esa” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Melaksanakan Syariat Agama bagi Para Pemeluknya”. Lantas Si B mengatakan bahwa Indonesia bukanlah Negara Islam. Si B tidak teliti membaca kalimat, sebab di dalam tujuh kata yang diusulkan, tidak ada kata Islam. Yang ada adalah kata Agama.
68.Interpretation Logic Error:
Kesalahan berlogika karena adanya perbedaan penafsiran.
Contoh:
Sebagian ulama mengatakan memilih caleg/capres wajib hukumnya. Namun ulama lain mengatakan, hukumnya fardlu kifayah (wajib, tetapi bisa diwakilkan). Padahal yang benar, semua negara Islam memiliki dua pengertian wajib, yaitu fardlu ain (wajib,tidak bisa diwakilkan, kalau ada caleg/capres yang berkualitas). Fardlu kifayah (wajib,bisa diwakilkan, kalau tidak ada caleg/capres yang tidak berkualitas).
69.Sure Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap sesuatu pendapat pasti benar, padahal belum tentu benar
Contoh:
Sebuah iklan politik mengatakan bahwa mereka yang tidak golput adalah pemilih yang cerdas. Padahal, mereka yang memilih juga belum tentu cerdas. Lebih tidak cerdas lagi kalau asal pilih atau salah pilih.
70.Relevance Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menghubungkan sebuah perkara yang tidak relevan
Contoh:
Si A ke kantor kelurahan untuk mengurus perpanjangan KTP. Namun, pihak kelurahan menolak dengan alasan Si A belum melunasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Padahal, kewajiban mengurus KTP dan keajiban membayar PBB adalah dua hal yang berbeda dan tidak ada hubungannya yang relevan.
71.Similar Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap semuanya sama
Contoh:
Si A memesan teralis untuk lima jendelanya yang ukurannya kelihatannya sama. Tukang las datang dan hanya mengukur satu jendela saja. Setelah selesai, ternyata empat teralis lainnya tidak bisa dipasang karena terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu panjang atau terlalu pendek. Ini akibat tukang las menganggap semua jendela ukurannya sama persis.
72.Cheap Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menggunakan benda yang mirip tetapi harganya lebih murah
Contoh:
Si A memanggil teknisi untuk memasang stok kontak listrik. Setelah dipasang dan digunakan untuk komputer, ternyata stok kontaknya meleleh. Hal iuni karena Si A mengira barang yang dibeli sama harga dan sama kualitas, padahal oleh teknisi dibelikan yang murah dan kurang berkualitas.
73.Media Logic Error:
Kesalahan berloka karena salah memilih media atau sarana
Contoh:
Si memasang iklan jual tanah di koran X. Tentu saja tidak ada respon sebab koran X koran yang omzetnya kecil dan kurang terkenal.
74.Taste Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
Contoh:
Orang Indonesia sering melakukan kesalahan ini. Misalnya, membeli oleh-oleh yang tidak sesuai dengan selera penerimanya. Atau, memberikan kado ulang tahun atau pernikahan yang tidak disukai oleh penerimanya.
75.Symbolic Logic Error:
Kesalahan berlogika karena ingin dihargai orang lain karena memakai gelar.
Contoh:
Banyak orang Indonesia memakai gelar sarjana atau gelar haji dengan harapan ingin dihargai orang lain (sebagai status sosial). Padahal, kalau ingin dihargai orang lain syaratnya yaitu bertingkah laku dan bermoral baik.
76.Analogy Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah menggunakan analogi atau perbandingan
Contoh:
Si A berpendapat bahwa semua umat beragama di dunia ini sebenarnya menyembah batu. Buddha menyembah patung Buddha Gautama, Kristen menyembah patung Yesus, Shinto menyembah matahari dan Islam menyembah batu yang ada di dalam Kaabah. Tentu itu merupakan analogi yang salah. Apa yang dilakukan oleh agama Buddha, Kristen dan Shinto adalah sebuah simbolis saja dan dibalik simbol itu ada Yang Maha Kuasa. Sedangkan umat Islam shalat menghadap kiblat/Kaabah bukan menyembah batu, tetapi merupakan simbol persatuan, kesatuan dan satu tujuan yang sama, yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
77.Risk Logic Error:
Kesalahan berlogika karena
Contoh:
Si A punya uang banyak. Dia ingin wiraswasta, tetapi selalu dibayang-bayangi ketakutan akan resiko rugi. Akhirnya, seumur hidup dia tak pernah menjadi seorang pengusaha ataupun wiraswastawan.
78.We and Others Logic Error:
Kesalahan berlogika karena kalau Si A menderita, maka orang lain juga harus menderita
Contoh:
Ketika banjir terjadi di Ledok Wetan dan Ledak Kulon, maka warga di daerah tersebut tidak mau menutup semua pintu tanggul. Logika mereka, kalau mereka kebanjiran, maka semua masyarakat kota juga harus kebanjiran. Sama rata sama rata. Ini tentu merupakan logika yang salah.
79.Other is Me Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap keberhasilan orang lain sebagai keberhasilan dirinya
Contoh:
Parpol A mengklaim bahwa swasembada beras adalah hasil kerja kerasnya, padahal yang benar partai B lah yang melakukannya, sebab menteri pertaniannya berasal dari partai B. Pemerintah mengklaim bahwa cadangan devisa besar karena usahanya, padahal itu hasil kerja keras para TKI, eksportir dan para pelaku bisnis wisata.
80.Effect Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berbuat tanpa memikirkan akibatnya
Contoh:
.Si A adalah anggota sebuah milis. Dengan seenaknya dia mencaci maki Si B yang juga anggota milis. Bahkan Si sempat menghinanya. Akhirnya, Si B pun melaporkan kasus penghinaan itu ke polisi. Akibatnya, Si A harus mendekam di penjara.
81.Deficit Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menggunakan APBN/APBD defisit
Contoh:
Pemerintah yang menggunakan APBN/APBD defisit, akan terbebani utang terus-menerus hingga ouluhan/ratusan tahun. Hal ini karena cara berlogika yang salah, yaitu “APBN/APBD disusun sesuai dengan kebutuhan. Padahal logika yang benar yaitu, kebutuhan harus disusun berdasarkan kemampuan APBN/APBD tanpa defisit.
82.Partial Logic Error:
Kesalahan berlogika karena cara berpikir yang tidak utuh
Contoh:
Para pengungsi korban banjir banyak yang menginap di tenda tanggul bersama ternaknya. Bupati menawarkan tempat relokasi. Salahnya, relokasi hanya diperuntukkan para pengungsi, sedangkan tempat relokasi untuk ternak tidak disediakan
83.Survey Logic Error:
Kesalahan berlogika karena terpengaruh hasil survei
Contoh:
Hasil survei mengatakan bahwa produk A ataupun capres A merupakan produk yang paling populer. Lantas, Si A terpengaruh untuk membeli produk A atau memilih capres A. Padahal, survei tersebut adalah survei popularitas dan bukan survei kualitas. Namun Si A punya kesan bahwa yang populer pasti berkualitas.
84.Construction Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami konstruksi yang benar
Contoh:
Ketika terjadi tanggul jebol, maka pemda bekerjasama dengan pemborong dan masyarakat membangun lagi tanggul yang jebol itu. Namun, karena konstruksinya tidak sesuai dengan teknis konstruksi yang benar, maka dalam hitungan minggu, tanggul itu jebol lagi,.
85.Minimal Logic Error
Kasalahan berlogika karenatahu sedikit tapi merasa tahu banyak
Contoh:
Si A baru saja selesai membaca buku “Pengantar Ilmu Logika”.Langsung bicaranya seolah-olah sudah 100% faham ilmu logika. Padahal, untuk memahami ilmu logika secara sempurna butuh waktu 5 (lima) tahun.
86. Alternative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mengetahui ada alternatif lain
Contoh:
Si A memproklamirkan sebagai pelopor internet untuk kota A pada tahun 1994/1995.
Si B membantah dengan alasan pada 1994/1995 ISP Wasantara.net dan Telkom.Net belum masuk kota A. Padahal, waktu itu Si A menggunakan ISP Jakarta dengan pulsa SLJJ dan dia mampu membayarnya.
87.Performance Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.
Contoh:
Si A menjalin kerja sama bisnis dengan Si-B yang berjilbab dan Si-C yang berpecil. Tidak ada perjanjian tertulis. Si A menganggap Si-B dan Si-C orang baik-baik. Belakangan, Si A baru sadar kalau dia ditipu oleh Si B dan Si C.
88. Diagnose Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah melakukan diagnosa
Contoh:
Si A menderita gatal-gatal di atas matanya. Oleh dokter umum diberi salep biasa yang harganya murah. Namun, hanya dalam waktu tiga hari gata-gatalnya sudah merambah ke seluruh tubuh bahkan seperti borok. Si A pun pergi ke dokter spesialis. Ternyata, Si A bukan menderita penyakit biasa, tapi terkena virus ganas, yaitu herpes simplex. Untunglah, Si A tertolong.
89.Start Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membuat perbandingan dengan kondisi start yang tidak sama
Contoh:
Pendukung Presiden A mengklaim bahwa pemberantasan korupsi di era Presiden A jauh lebih baik dibandingkan presiden sebelumnya, yaitu Presiden B. Tentu, ini merupakan perbandingan yang tidak fair karena di era Presiden B, Kompisi Pemberantasan Korupsi baru dibentuk, sedangkan di era Presiden A komisi tersebut sudah bisa menjalankan tugas-tugasnya.
90. No Way Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap sudah tidak ada jalan keluarnya
Contoh:
Si A mendapat bea siswa di Singapura karena prestasinya yang bagus. Namun, karena prestasinya merosot, maka diapun bunuh diri dengan cara terjun dari lantai empat di kampusnya. Dia menganggap, jika bea siswa dicabut, maka berarti gagal sudah cita-citanya untuk menyelesaikan studi. Padahal, masih banyak cara agar dia bisa menyelesaikan studinya.
91.God LogicError:
Kesalahan berlogika karena masing-masing mengklaim pendapatnya yang paling benar, padahal itu wewenangnya Tuhan
Contoh:
Ulama A berpendapat, jika manusai mempunyai 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia bisa langsung masuk sorga dan semua dosa-dosanya akan diampuni. Sedangkan ulama B berpendapat bahwa, jika ada manusia punya 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia harus masuk neraka dulu untuk menebus semua dosanya. Sesudah itu baru diterima di sorga. Mana yang benar? Hanya Tuhan yang Maha Tahu.
92.Snob Logic Error:
Kesalahan berlogika karena merasa tahu tetapi sebenarnya tidak tahu
Contoh:
Si A berpendapat bahwa Si B berkepribadian ganda. Namun ketika Si C apa ciri-ciri orang yang berkepribadian ganda, ternyata Si A tidak tahu.
93.Ambiguity Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengeluarkan pendapat yang ambiguitas (multitafsir)
Contoh:
Seorang pakar psikopati sekaligus guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare berpendapat bahwa salah satu ciri psikopat yaitu Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman para mahasaiswanya dan akan menganggap semua orang yang mempunyai ciri-ciri seperti itu adalah psikopat. Padahal, Albert Einstein juga menggemari dan menyukai banyak ilmu pengetahuan termasuk fisika, matematika, kimia, biologi, dll. Kesalahan Robert D Hare yaitu tidak mampu mengambil ciri-ciri yang sangat khas dari penderita psikopat.
94.Darwin Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak tahu adanya link yang hilang
Contoh:
Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari kera. Namun, Darwin tidak mampu membuktikan teorinya berdasarkan teori-teori biologi, melainkan hanya berdasarkan teori evolusi berdasarkan penelitiannya sendiri. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini anak kera tetap menjadi kera dan anak manusia tetap menjadi manusia. Yang benar, manusia purba memang mirip kera, baik wajah maupun bulu-bulu di tubuhnya.
95.Scope Logic Error:
Kesalahan berlogika karena. melihat persoalan hanya pada lingkup tertentu saja
Contoh:
Seorang anggota DPRRI mengatakan bahwa kalau ada artis jadi anggota DPRRI, itu sama saja bunuh diri. Soalnya, penghasilan artis jauh lebih banyak daripada anggota dewan. Tentu, kesalahan logikanya hanya melihat artis yang sedang banyak order. Bagaimana jika yang ingin jadi anggota dewan adalah artis yang sudah tidak laku atau sepi order? Tentu, penghasilan sebagai anggota dewan jauh lebih tinggi.
96.Believe Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berdasarkan kepercayaan saja
Contoh:
Si A percaya bahwa semua yang dikatakan Si B adalah benar. Padahal, apa yang dikatakan Si B belum tentu benar. Swebaliknya Si B menganggap Si A pembohong. Padahal Si A selalu berkata jujur
97.Specification Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami spesifikasi
Contoh:
Si A ingin membeli komputer Pentium 4 di Toko X. Si A menganggap harga di Toko X mahal. Dia kemudian ke Toko Y. Ternyata di Toko Y harga Pentium 4 lebih murah. Padahal, ada perbedaan spesifikasi komputer di Toko X dan Toko Y. Di Toko X komputer Pentium 4 memiliki spesifikasi RAM 512 MB dan harddisk 80 GB. Sedangkan di Toko B memiliki spesifikasi RAM 128 MB dan harddisk 10 GB.
98.Generalisation Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menyamaratakan pikiran atau sikap banyak orang
Contoh:
Ulama A mengatakan bahwa semua orang yang datang ke dukun cilik Ponari adalah syirik. Padahal, yang benar sebagian dari mereka syirik (menganggap batu yang menyembuhkan dan bukan Tuhan yang menyembuhkan). Sebalinya, sebagian berpendapat bahwa batu Cuma perantara saja, sedangkan yang menyembuhkan adalah Tuhan.
99.Analogy Logic Error:
Kesalahan berlogika karena ada analogi yang tak terpikirkan.
Contoh:
Si A berpendapat bahwa orang yang menganggap batu Ponari bisa menyembuhkan adalah sikap syirik. Tetapi kenapa, jika ada orang menganggap bahwa obat merk XYZ bisa menyembuhkan, kok tidak dianggap syirik? Bukankah yang bisa menyembuhkan penyakit adalah Tuhan? Bukan batu dan bukan obat?
100.Tools Logic Error:
Kesalahan berlogika karena perbedaan alat yang digunakan
Contoh:
Si A periksa kadar gula darah di Laboratorium A. Hasilnya 126. Sesudah itu periksa lagi di Laboratorium B. Hasilnya 160. Masing-masing laboratorium berpendapat hasil laboratorium yang paling benar. Padahal, mana yang benar, harus dilakukan penelitian terhadap alat yang digunakan.
101.Skill Logic Error:
Kesalahan berlogika karena merasa memiliki keahlian lain
Contoh:
Si A adalah tukang reparasi arloji. Suatu hari datang Si B membawa mesin ketik manual yang rusak. Dia tanya, apakah Si A bisa memperbaikinya. Si A berlogika, kalau memperbaiki arloji yang rumit saja bisa, tentu memperbaiki mesin ketik yang sederhana tentu bisa. Namun, setelah dicoba, kenyataannya Si A tidak bisa.
102.Neglect Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memikirkan faktor lain
Contoh:
Si A sedang memotong label listrik sedangkan stop kontaknya belum di cabut. Si B mengingatkan nanti dia bisa kena setrum. Si A menjawab tidak mungkin sebab kabel itu dilapisi plastik. Kenyataannya, begitu kabel digunting, Si A menyerit karena kena setrum.
103.Name Logic Error:
Kesalahan berlogika karena antara kegiatan dan nama ada perbedaan
Contoh:
Sudah bertahun-tahun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) melakukan aktivitas. Namun aktivitas yang paling sering dipublikasikan yaitu mengenai iklim (klimatologi) dan atau cuaca. Berarti, nama BMG adalah nama yang kurang tepat. Oleh karena itu diganti menjadi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
104.Rice Logic Error:
Kesalahan berlogika karena swasembada beras yang tak berdampak
Contoh:
Pemerintah bangga karena telah berhasil swasembada beras. Padahal hal itu tidak bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Memang, pendapatan petani pada 2009 meningkat dibandingkan 2004. Namun, yang meningkat adalah nilai nominalnya, sedangkan nilai riilnya justru merosot.
105.Government Logic Error
Kasalahan berlogika karena penyusunan kabinet yang tidak proporsional
Contoh:
Selama ini penyusunan kabinet hanya berdasarkan pertimbangan balas budi politik terhadap parpol-parpol yang mendukungnya. Padahal penyusunan kabinet yang benar yaitu 50 persen dari kalangan profesional (menteri ekonomi, keuangan, perdagangan, ESDM, ristek, dll) dan dari kalangan parpol (menteri agama, olah raga, sosial, dan lain-lain).
106.Tricycle Motor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena adanya anggapan yang salah
Contoh:
Banyak yang beranggapan bahwa sepeda motor beroda tiga hanya boleh dikendarai oleh orang yang cacat, misalnya cacat kaki. padahal, semua orang boleh saja mengendarai motor tersebut.
107.Other Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membanggakan orang lain
Contoh:
Si A dalam bicaranya selalu membanggakan orang lain. Padahal, belum tentu orang yang dibanggakan belum tentu berkualitas.
108.Say Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berbicara berdasar pendapat orang lain
Contoh:
Si A di dalam berdiskusi atau berdebat selalu membawa-bawa ucapan orang lain (ulama, ustadz, ketua RT.RW, dan lain-lain) dan orang-orang lain yang dianggap berwibawa. Seolah-olah pendapat orang lain pasti benar. Padahal, belum tentu pendapat orang lain benar.
109.Reserve Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memikirkan perlunya cadangan
Contoh:
Si A melakukan perjalanan dengan sebuah mobil untuk perjalanan jauh di Bali. Di Bali dia tidak menambah premium karena dia beranggapan di Bali banyak SPBU (seperti di Jawa). Begitu dia kehabisan premium di tengah perjalanan yang jauh dari mana-mana, dia baru sadar bahwa di Bali ternyata adanya SPBU hanya di kota dan tidak ada di desa ataupun kecamatan.
110.Small Money Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak menyediakan uang kecil sebelumnya
Contoh:
Si A belum punya pengalaman melakukan perjalanan menggunakan kendaraan umum (becak, ojek, angkot, bus kota maupun taksi). Berkali-kali dia menghadapi masalah karena dia selalu membayar memakai uang yang nilainya besar. Pengemudi selalu mengatakan tidak punya uang kembalian. Seharusnya, sebelum melakukan perjalanan Si A harus membelanjakan uang besarnya ke toko besar pula. Tujuannya untuk mendapatkan uang kecil atau uang receh.
111.NATO Logic Error:
Kesalahan berlogika karena hanya bicara tanpa berbuat
Contoh:
Si A punya sikap No Action Talk Only (NATO) alias bicara saja tapi tak pernah berbuat. Dia suka mencela orang lain yang dia sendiri sebenarnya tak sanggup melakukannya. Orang yang demikian mempunyai kesalahan berlogika seolah-olah apa yang dilakukan orang lain selalu salah, sedangkan dia sendiri tidak tahu solusinya.
112.Laugh Logic Error:
Kesalahan berlogika karena merasa orang lain menertawakan dirinya
Contoh:
Si A selalu beranggapan bahwa kalau ada orang tertawa, pasti sedang mentertawakan dirinya. Padahal tidak selalu demikian. Di samping ini merupakan penyimpangan logika, juga merupakan gangguan kejiwaan.
113.Diabetes Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengira penyakit diabetes hanya karena gula
Contoh:
Sampai hari ini Si A beranggapan bahwa penyakit diabetes hanya diakibatkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula. Padahal, diabetes juga bisa terjadi karena karena keturunan.
114.Correction Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak pernah melakukan koreksi
Contoh:
Ada beberapa harian atau surat kabar yang tidak mengoreksi naskah-naskah yang masuk. Selesai dibaca, disetujui, langsung dicetak massal. Padahal, setiap harian atau koran seharusnya mempunya staf khusus yang bertugas mengedit (editor) atau melakukan koreksi (corrector).
115.Yes Yes Logic Error:
Kesalahan berlogika karena.terlalu banyak alternatif yang membingungkan
Contoh:
Di dalam sosialisasi pemilu, dikatakan bahwa mencontreng satu kali boleh dan dua kali juga boleh. Instruksi yang demikian bisa enimbulkan bias berlogika. Oleh karena itu keputusan yang benar, hanya berlaku satu contreng saja. Kalau satu contreng sudah sah, kenapa harus dua kali contreng. Ini kan logika yang berlebihan.
116.Religion Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menggunakan nama sakral untuk kepentingan bisnis
Contoh:
Si A mendirikan bar dengan nama Buddha Bar. Tentu saja ini cara berlogika yang tidak benar apabila bar tersebut juga menjual minuman keras. Sebab, agama Buddha melarang minum-minuman keras. Buddha hanya boleh digunakan untuk penamaan lembaga-lembaga agama Buddha, bukan untuk nama bar, kafe ataupun night club. Logika ini mengabaikan norma etika dan agama.
117.Overlapping Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tumpang tindih perizinan
Contoh:
Banyak lembaga kursus ketrampilan yang memiliki ijin ganda. Di samping memiliki izin dari depdiknas, juga memiliki ijin dari depnaker. Dalam hal ini izin dari depnaker tidak perlu karena lembaga kursus adalah lembaga pendidikan dan bukan bursa tenaga kerja.
118.Astrology Logic Error:
Kesalahan berlogika karena percaya bahwa nasib ditentukan ramalan bintang
Contoh:
Sampai hari ini masih banyak orang yang percaya terhadap ramalan bintang. Suatu hari Si A membatalkan ikut rencana rekreasi kampusnya karena dia membaca ramalan bintang yang meramalkan minggu-minggu itu dia akan mengalami musibah di luar kota. Sebagai seorang yang memiliki agama, seharusnya Si A punya keyakinan bahwa masalah nasib dan takdir itu ditentukan oleh Tuhan. Bukan oleh ramalan bintang yang dibuat oleh manusia.
119.Source Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengutip sumber berita yang salah
Contoh:
Si A membuat artikel di sebuah surat kabar. Ternyata dia dikritik para pembacanya karena dia mengutip sebuah pendapat yang ternyata salah.
120.Distance Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mempunyai kemampuan mengantisipasi
Contoh:
Si A sering menyeberang jalan dengan cara jalan kaki. Namun, sering ada mobil dan atau sepeda motor membunyikan klakson terhadapnya. Padahal, jarak antara mobil dan atau sepeda motor masih sekitar 300 meter. Pengendara yang cerdas tentu bisa membuat antisipasi yang baik bahwa kalau jaraknya masih jauh tidak perlu membunyikan klakson.
121.Question Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengajukan pertanyaan yang tidak lengkap
Contoh:
Rombongan mahasiswa rekreasi ke Pantai Rida, Jawa Barat. Untuk ke Pulau Rida, mereka harus naik perahu. Pimpinan rombongan bertanya, berapa biaya ke Pulau Rida. Tukang perahu menjawab Rp 50.000. Merekapun berangkat. Ketika akan pulang, tukang perahu bilang, kalau kembali ke pantai, biayanya Rp 100.000. Seharusnya, pimpinan rombongan bertanya berapa biaya pergi-pulang.
122.Tricycle Motor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena adanya anggapan yang keliru tentang sepeda motor beroda tiga.
Contoh:
Banyak orang berpendapat bahwa sepeda motor roda tiga hanya untuk orang-orang cacat. Ini tidak benar. Tidak ada undang-undang atau peraturan yang mengatakan demikian. Artinya, semua orang, baik yang cacat jasmani maupun yang tidak cacat jasmani boleh mengendarai sepeda motor roda tiga.
123.Choice Logic Error:
Kesalahan berlogika karena asal pilih atau salah pilih caleg
Contoh:
Karena Si A ingin disebut sebagai warganegara yang baik, maka diapun datang ke TPS pemilu. Walaupun dia tidak kenal caleg, dia pilih saja. Ternyata di kemudian hari, caleg tersebut tersangkut kasus suap dan korupsi. Seharusnya, memilih caleg tidak boleh spekulatif. Lebih baik tidak memilih daripada asal pilih atau salah pilih.
124.Trauma Logic Error:
Kesalahan berlogika karena beberapa kali gagal lantas tidak mau mencoba lagi.
Contoh:
Si A baru memulai usaha. Gagal. Kemudian dia mencoba lagi, gagal lagi. Dia mencoba lagi, gagal lagi untuk ketiga kalinya. Akhirnya Si A trauma dan tidak mau menjadi pengusaha. Ini cara berlogika yang salah. Seharusnya, tiap kali kegagalan harus dicari penyebabnya kemudian dicari solusinya. Kemudian dicoba lagi dengan penuh perhitungan yang matang.
125.Natural Resources Logic Error
Kasalahan berlogika karena tidak mau memprioritaskan kekayaan alam
Contoh:
Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sayang, kekayaan alam berupa tambang diserahkan ke investorasing dengan keuntungan yang jauh besar. Sementara itu sektor pertanian dan maritim tidak pernah menjadi prioritas utama di dalam APBN. Pemerintah lebih suka mengundang investor di bidang industri dan manufaktur.
126.Debt Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengandaikan pelunasan utang tanpa berpijak kepada realitas.
Contoh:
Ada yang berpendapat, Indonesia akan mampu melunasi semua utang luar maupun dalam negeri pada 2040. Itupun dengan asumsi pemerintahan mendatang tidak membuat utang lagi. Apa bisa? Tentu, tidak ada jaminan bahwa pemerintahan mendatang tidak akan membuat utang lagi kecuali harus ada undang-undangnya. Bahkan kalau perlu UUD 1945 berlu direvisi lagi.
127.Promise Logic Error:
Kesalahan berlogika karena terlalu banyak mengucapkan janji.
Contoh:
Menjelang pemilu legislatif dan pemilu eksekutif, banyak caleg maupun capres mengumbar janji. Padahal, untuk merealisasikan satu janji sulit, apalagi banyak janji. Semakin banyak janji, semakin sulit merealisasikannya. Artinya, semakin banyak janji, semakin banyak bohongnya.
128.Traffic Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah membuat aturan lalu lintas
Contoh:
Jl.A merupakan jalan dua arah, yaitu ke Utara dan Selatan. Lantas kepolisian membuat peraturan, semua kendaraan hanya boleh diparkir di sebelah Timur. Tentu saja cara berlogika seperti ini menyalahi kenyataan. Toh, tiap hari ada yang parkir di sebelah Barat sebab toko/rumah/kantor yang dikunjungi ada di sebelah Barat.
129.No More Choise Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berpendapat satu pemilih hanya bisa memilih satu kali dan tidak mungkin ada penggelembungan data
Contoh:
Mendagri mengatakan bahwa tidak mungkin satu pemilih memilih lebih dari satu kali. Persoalannya bukan itu. Misalnya, NIK A digandakan tiga kali atas nama anak-anaknya. Nah, anak-anaknya inilah oleh Si A disuruh datang ke TPS untuk memilih parpol/capres tertentu.
130.Election Data Logic Error:
Kesalahan berlogika karena sistem penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak profesional
Contoh:
KPU Pusat memberi wewenang KPUD untuk mengedit data warga termasuk data calon pemilih. Akibatnya, terjadi penggelembungan suara atau bahwa penghapusan beberapa pemilih yang merupakan simpatisan parpol tertentu. Seharusnya, wewenang edit (delete, rename, dan lain-lain) merupakan wewenang KPU Pusat. kalau ada perubahan data, KPUD cukup mengirimkan perubahan/tambahan data ke KPU Pusat dan KPU Pusat yang melakukan edit. DPT yang valid dan final (berupa CD/DVD) kemudian dibagikan ke semua parpol dan KPUD.
131.If Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menggunakan pengandaian yang tidak signifikan
Contoh:
Capres A mengatakan, jika pemilu berlangsung jujur, maka dijamin dia akan menang. Padahal, kalau pemilu dilakukan secara jujur, belum tentu Si A yang menang.
132.Target Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mudah bergesernya target.
Contoh:
Pemerintah punya target, pada 2009 Indonesia bisa swasembada kedelai. Ternyata meleset. Lantas targetnya digeser ke 2014. Tentu ini cara berlogika yang salah. Yang benar, pemerintah telah gagal merealisasikan target 2009.
133.Reading Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tetap membaca apa yang tidak dia suka.
Contoh:
Si A benci sekali kalau menerima e-mail dari Si B (apapun isi e-mail itu). Anehnya, tiap kali Si A menerima e-mail, Si A selalu membuka dan membacanya. Seharusnya, tiap kali ada e-mail dari Si B, Si A harus langsung menghapusnya tanpa membuka atau membacanya.
134.Old Tree Logic Error:
Kesalahan berlogika karena memebiarkan pohon-pohon tua tetap hidup.
Contoh:
Dinas pertamanan membiarkan saja adanya pohon-pohon tua. Suatu hari, ada hujan deras dan angin ribut, maka pohon-pohon tuapun tumbang dan menimpa beberapa mobil hingga rusak berat. Seharusnya, ada jadwal rutin untuk memeriksa kondisi pohon yang tumbuh di kota atau wilayah kerja dinas pertamanan.
135.Parade Logic Error:
Kesalahan berlogika karena.melarang ekses tetapi tidak melarang penyebabnya.
Contoh:
Di dalam kampanye pemilu di tempat terbuka, selalu ada larangan untuk melakukan konvoi, baik sebelum ataupun sesudah kampanye di tempat terbuka. Kenyataannya, konvoi tetap terjadi di mana-mana. Logika yang benar, kalau konvoi dilarang, maka kampanye di tempat terbukapun harus dilarang.
136.Criteria Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak ada kriteria standar mengenai caleg.
Contoh:
.Para pemimpin atau pemuka masyarakat sering menganjurkan untuk memilih caleg atau capres yang berkualitas. Padahal, sampai hari ini masyarakat punya kriteria sendiri-sendiri mengenai kualitas. Artinya, kriteria kualitas bersifat subjektif dan tidak ada kebenaran yang berlaku umum. Seharusnya KPU membuat kriteria yang jelas mengenai caleg/capres yang berkualitas secara objektif.
137.Baliho Logic Error:
Kesalahan berlogika karena memebrikan bukti yang sulit dibuktikan
Contoh:
Seorang caleg DPRRI marah-marah melihat baliho ukuran besar miliknya ditutupi baliho besar milik parpol lain yang merupakan pesaingnya. Diapun langsung mencopot baliho yang menutupi balihonya. Baliho itu digulung, kemudian dia ke panwaslu untuk melaporkan kasus itu sambil membawa bukti baliho. Tentu, sulit dibuktikan. Seharusnya, caleg itu cukup membuat laporan dan panwaslu bisa melihat buktinya di lapangan.
138.School Bank Logic Error:
Kesalahan berlogika karena simpang siurnya cara berpikir.
Contoh:
Di Malang ada perajin meja dan kursi terpaksa mengambil meja dan kursi yang ada di sekolah. Alasannya, sudah tiga tahun tidak dibayar Pemda Malang. Sedangkan alasan Pemda, meja dan kursi tidak dibayar karena tidak sesuai dengan kualitas yang telah disepakati bersama. Seharusnya, Pemda selalu memantau kualitas meja kursi yang sedang dikerjakan sehingga sejak awal perajin meja dan kursi bisa ditegur dan diingatkan.
139.More Choice Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berpendapat tidak mungkin memilih lebih dari satu kali.
Contoh:
Manipulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) menimbulkan masalah. Ada penggandaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dipakai beberapa orang. Mendagri mengatakan itu tidak masalah karena satu orang tidak mungkin memilih lebih dari satu kali. Padahal masalahnya adalah, NIK yang sama tetapi digunakan beberapa orang, bisa menyebabkan penggelembungan suara. Yang benar, satu NIK hanya untuk satu pemilih.
140.CD/DVD Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membantah pendapat orang lain tanpa menunjukkan bukti
Contoh:
KPU selalu membantah adanya manipulasi data di DPT. Anehnya, semua parpol tak pernah diberi CD/DVD yang memuat DPT. Kalau memang KPU jujur, maka sebelum pilkada atau pemilu, semua parpol harus diberi CD/DVD yang valid, akurat dan final.
141.Definition Logic Error:
Kesalahan berlogika karena terlalu banyak definisi
Contoh:
Pemerintah Indonesia ternyata memiliki beberapa definisi dan kriteria. BPS punya definisi. Demikian juga Jamsostek, Askeskin, Departemen Kesehatan, BPPN dan lain-lain. Padahal sudah ada definisi dan kriteria yang berlaku secara internasional, yaitu yang ditetapkan oleh PBB di mana masyarakat yang berpenghasilan kurang dari 2 dollar AS tergolong masyarakat miskin. Karena perekonomian Indonesia, terutama nilai rupiah terpengaruh dengan nilai doillar AS, maka secara logika, Indonesia harus menggunakan kriteria kemiskinan yang ditetapkan oleh PBB. Dan tidak mengarang sendiri tetapi kacau.
142.Double Identity Logic Error:
Kesalahan berlogika karena munculnya Nomor Induk Kependudukan ganda.
Contoh:
Pemerintah menerapkan sistem NIK. Namun kenyataannya banyak warga yang memiliki KTP ganda dengan NIK yang berbeda. Kesalahan logikanya adalah karena pemerintah tidak memiliki bank sidik jari semua warganegara Indonesia. Untuk membuat bank sidik jari, pemerintah harus memiliki scanner yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi.
143.Critics Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak mengerti kritik
Contoh:
Banyak orang mengatakan bahwa pengritik itu bisanya ngomong atau menulis saja. padahal, di negara manapun yang namanya pengritik memang kegiatannya cuma bicara atau cuma menulis. Tugas penyiar radiopun hanya bicara. Tugas presenter televisi, ustadz, guru agama atau ulamapun hanya bicara. Pekerjaannya memang itu.
144. Detail Concept Logic Error:
Kesalahan berlogika karena langsung mengritik sebuah gagasan tanpa memahami detail dari gagasan itu
Contoh:
Si A punya gagasan tentang pemilu online. Namun Si B langsung mengritik bahwa gagasan itu tidak realistis, jaringan internet belum memadai, masih banyak hacker yang belum bisa diatasi, perlu SDM teknologi informasi yang canggih. Padahal, Si A sudah memiliki detail gagasan yang sangat realistis dan tidak memerlukan SDM yang luar biasa cerdas.
145.Doctor Logic Error
Kasalahan berlogika karena menganggap seorang dokter tidak mungkin bisa sakit.
Contoh:
Suatu hari Si A ke seorang dokter langganannya. Ternyata tutup. Di pintu ada pengumuman bahwa dokter tidak buka praktek karena sakit. Si A pun heran. Katanya, dokter kok bisa sakit. Bukankah dokter itu mengerti tentang ilmu kesehatan dan tahu caranya menghindari atau menyembuhkan penyakit? Si A lupa bahwa dokter adalah manusia biasa yang bisa sakit. Bahkan nabipun bisa sakit.
146.Data Logic Error:
Kesalahan berlogika karena meminta data yang tidak jelas tujuannya
Contoh:
Si A mengurus izin kursus. Dia disodori formulir dan harus diisi dengan lengkap. Diapun harus mengisi kolom tentang berapa jumlah siswa pria dan berapa wanita. Diapun bertanya ke petugas depdiknas, kalau siswa pria lebih banyak daripada wanita atau sebaliknya, data tersebut untuk apa? Ternyata, petugas depdiknas tidak bisa memberikan jawaban yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
147.Deep Heart Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap suara hati nurani pasti benar
Contoh:
Sampai hari ini masih ada anggapan bahwa suara hati nurani pasti benar. Tidak mungkin benar. Benarkah demikian? Hati nurani bukanlah ilmu matematika. Hati nurani adalah kata hati yang tetap menggunakan pertimbangan pikiran. Hati nurani tidak mungkin mengatakan ini benar atau salah tanpa pertimbangan pikiran. Padahal, pikiran seseorang bisa benar bisa salah. Dengan demikian kata hati nurani juga bisa salah.
148. Direct Funds Logic Error:
Kesalahan berlogika karena pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang tidak konsisten.
Contoh:
Ketika harga BBM internasional naik, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan memberikan BLT kepada semua warga miskin. Lucunya, ketika harga BBM turun secara drastis, BLT masih diberikan ke masyarakat miskin. Tentu ini merupakan cara berlogika yang keliru.
149.Baduy Logic Error:
Kesalahan berlogika karena selalau ikut yang menang (Suku Baduy)
Contoh:
Suku Baduy di Jawa barat punya logika, siapa yang menang akan dia ikuti. Misalnya di dalam pemilu, maka siapapun yang menang akan didukung. Logika ini sepintas memang benar, tetapi mengandung kelemahan. Misalnya, apakah kalau Belanda menang perang dan menjajah Indonesia, mereka akan mendukung penjajah Belanda? Logika ini menyebabkan seseorang tidak memiliki prinsip hidup yang tegas. cara berlogikanya seperti air di daun talas.
150.Short Story Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap cerpen sebagai sebuah kebenaran
Contoh:
Si A membuat cerpen berjudul “Akhirnya Dua Capres itu Tewas Tertembak”. Dia menerima beberapa e-mail yang mengatakan semoga hal itu tidak ternyadi. Email lain menawarkan rompi anti peluru lengkap dengan harganya. Padahal, sebuah cerpen pada umumnya merupakan hasil imajinasi seseorang.
151.Photo Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mempublikasikan foto tetapi tidak ada relevansinya
Contoh:
Menjelang pemilu legislatif, banyak caleg memasang fotonya di iklan koran, iklan televisi, di baliho, di pamflet dan lain-lain. Ini merupakan cara berlogika yang salah sebab di surat suara tidak ada satupun foto caleg yang dimuat (kecuali calon anggota DPD).
152.Military Budget Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah menghubungkan usia peralatan militer dengan anggaran.
Contoh:
Ketika terjadi kecelakaan di mana sebuah pesawat F 27 terjatuh, maka orangpun berpendapat pesawat itu sudah berusia tua sehingga mudah jatuh. Oleh karena itu pemerintah harus menyediakan anggaran yang cukup untuk membeli pesawat-pesawat yang baru. Padahal, ukuran dari sebuah pesawat adalah kelayakan. walaupun sudah tua, tetapi kalau layak terbang, maka pesawat bisa dipakai. Sebaliknya, meskipun pesawat baru, tetapi tidak layak terbang, maka pesawat tidak boleh digunakan.
153.Land Sertificate Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengeluarkan sertifikat tanah pada tempat yang salah.
Contoh:
Ketika terjadi bencana jebolnya tanggul Situ Gintung, maka terungkap betapa banyak rumah yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan sertifikat tanah. Padahal daerah tersebut merupakan daerah yang rawan bencana.
154.Area Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membela diri dengan dalih luasnya wilayah
Contoh:
Seorang gubernur yang tidak mampu mengatasi kemacetan mengatakan bahwa Singapura itu negara kecil sehingga sangat mudah mengatasi kemacetan. Padahal, apakah sebuah kemacetan lalu lintas bisa diatasi atau tidak tergantung manajemen pemerintahan gubernur. Tergantung mampu atau tidaknya seorang gubernur. Tidak tergantung pada luas atau tidak luasnya sebuah wilayah.
155.Valid-Invalid Logic Error:
Kesalahan berlogika karena data yang invalid bisa menghasilkan hasil yang valid..
Contoh:
Di dalam pemilu legislatif 2009 terbukti adanya Daftar Pemilih Tetap (DPT) invalid. kalau kemudian hasil pemilunya dianggap valid atau sah, maka ini merupakan kesalah berlogika yang sangat fatal. Bahkan merupakan sebuah kebodohan dalam berlogika.
156.Rice Cooker Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membersihkan kerak rice cooker dengan cara yang salah
Contoh:
Si A baru pertamakalinya menggunakan alat penanak nasi rice cooker. Ketika nasi sudah habis, maka di dasar rice cooker ada kerak nasi yang keras. Dia pun membersihkan kerak itu dengan menggunakan logikanya sendiri, yaitu mengeroknya dengan sendok. Memang kerak nasi bisa dikelupas, namun dasar rice cooker menjadi tergores. Padahal cara yang benar yaitu, dituangkan segelas air di rice cooker. Diamkan selama 10 menit. Kemudian dikerok menggunakan jari-jari tangan saja.
157.Grass Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap rumput basah tidak mungkin terbakar
Contoh:
Si A bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dia diberi nasehat oleh nmajikannya agar kalau membakar sampah jangan di dekat rumput, sebab rumputnya bisa terbakar. Si A tertawa di dalam hati, mana mungkin rumput basah bisa terbakar. Suatu sore dia membakar banyak sampah terdiri dari kertas, kardus, kain dan bahan-bahan yang mudah terbakjar. Kemudian ditinggal mandi. Betapa terkejutnya ketika dia melihat rumput di halaman belakang terbakar hebat. Setelah berhasil dipadamkan, maajikan memberikan penjelasan. Rumput yang basah kalau kena api akan kering dan kalau kering kena api maka rumput akan terbakar. Si A pun akhirnya mengerti.
158.Coruption Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap pemberantasan korupsi di Indonesia itu hebat. Padahal, akar permasalahannya atau penyebabnya belum dihilangkan.
Contoh:
Dengan bangga pemerintah mengklaim sukses melakukan pemberantasan korupsi. Namun pemerintah lupa bahwa akar masalah atau penyebab korupsi masih belum bias dihilangkan oleh pemerintah. Akibatnya, walaupun ada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK), korupsi tetap merajalela.
159.Right and Duty Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak bisa membedakan pengertian hak dan kewajiban
Contoh:
Sampai hari ini, masih sangat banyak orang Indonesia yang tidak bisa membedakan pengertian hak dan kewajiban. Misalnya, menganggap pemilu itu sebuah kewajiban dan yang tidak ikut pemilu diaanggap bukan warganegara yang baik. Padahal hak dan kewajiban merupakan dua urusan yang sangat berbeda.
160.President Election Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap orang memilih presiden sama dengan memilih parpol
Contoh:
Banyak dibentuk koalisi partai ini dengan partai ini. Ada anggapan, semakin besar koalisi, maka kemungkinan memenangkan capres akan semakin besar. Padahal pengalaman menunjukkan bahwa pemilu parpol dan pemilu presiden tak berbanding lurus. Masyarakat menganggap memilih parpol dan presiden merupakan dua hal yang berbeda. Artinya, walaupun perolehan suara dalam pemilu mlegislatif besar, belum tentu dalam pilpres capresnya akan menang.
Baca Selengkapnya →Kesalahan Berlogika = Kesalahan Berbangsa